"Tak Perlu Harta Yang Berlimpah Untuk Bahagia, Cukup Bersyukur Maka Semuanya Akan Terasa Bahagia..."

Sabtu, 29 Oktober 2011

Imbuhan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
1.2 Tujuan
1.      Untuk memahami fungsi dan berbagai macam Imbuhan
2.   Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

BAB I
PEMBAHASAN

IMBUHAN
Imbuhan adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk suatu kata. Imbuhan terdiri dari awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan awalan-akhiran (konfiks)


1.    AWALAN (prefiks)
Awalan adalah imbuhan yang diberikan di awal kata. 
Contoh : me-, ber- di-, ke-, pe-, ter-
v Awalan me –
Pemakaian awalan me- bervariasi yaitu mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.
Contoh :  melapor, membaca, menarik, menyanyi, menghitung, dan mengecat.

·       Makna awalan me- :
1.      Melakukan perbuatan/tindakan. 
Contoh :         mengambil, menjual.

2.   Melakukan perbuatan dengan alat. 
Contoh  :        memotong, menyapu.

3.   Menjadi atau dalam keadaan. 
Contoh :         menurun, meluap.
4.  Membuat kesan. 
Contoh :         mengalah, membisu.
5.   Menuju ke. 
Contoh :         mendarat, menepi.

6.   Mencari. 
Contoh :         mendamar, merotan.


v Awalan ber-
        Pemakaian awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut. 
1.      Apabila diikuti kata dasar yang berhuruf (r) dan beberapa kata dasar yang suku pertamanya berakhir huruf (er), bentuk awalan ber berubah menjadi be-.
Contoh :         ber +  rantai       à  berantai
                ber + kerja        à  bekerja

2.   Apabila awalan ber- bertemu dengan kata dasar ajar, ber- berubah menjadi bel-
Contoh :         ber + ajar          à  belajar

3.   Apabila awalan ber- diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh :         ber + lari   à  berlari
            ber + nyanyi       à  bernyanyi

·       Makna awalan ber-
1.      Mempunyai. 
Contoh :         beranak, berhasil
2.   Memakai/menggunakan/mengendarai. 
Contoh :         bersepeda, bersepatu
3.   Mengeluarkan. 
Contoh :         berkata, bertelur
4.  Menyatakan sikap mental. 
Contoh :         berbahagia, berbaik hati.
5.   Menyatakan jumlah. 
Contoh :         berdua, berempat.


v Awalan di-
        Awalan di mempunyai makna suatu perbuatan aktif.  Awalan di- merupakan kebalikan dari awalan me- yang bermakna aktif.
Contoh :     di +  siram à  disiram
                di + tanam  à  ditanam
                di + beli     à  dibeli


v Awalan ter-
1.      Awalan ter- hampir sama dengan awalan di-.  Awaln ter- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif.
Contoh :         ter +  tendang    à  tertendang
                                                                         i.      ter  +  bakar   à  terbakar
            
2.   Awalan ter- ada pula yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh :         ter  +  pandai     à  terpandai
                                                                         i.      ter  +  kecil    à  terkecil
  
·       Makna awalan ter-
1.      Sudah di atau dapat di. 
Contoh :         tertutup, terbuka.
2.   Ketidaksengajaan. 
Contoh :         terbawa, terlihat.
3.   Tiba-tiba. 
Contoh :         teringat, terjatuh.
4.  Dapat atau kemungkinan. 
Contoh  :        ternilai, terbagus.
5.   Pelaing atau super. 
Contoh :         terpandai, tertua.


v AWALAN pe-(n)
Pemakaian awalan pe-(n) memiliki variasi sebagaimana yang berkalu pada awalan me-(n).

·       Makna awalan pe-(n) :
1.      Menyatakan yang melakukan perbuatan. 
Contoh :         penulis, pembaca.
2.   Menyatakan pekerjaan. 
Contoh :         perpanjang, perlebar.
3.   Menyatakan alat. 
Contoh :         penghapus, penggaris.
4.  Menyatakan memiliki sifat. 
Contoh :         pemaaf, pemalu.
5.   Menyatakan penyebab. 
Contoh :         pemanis, pemutih



v AWALAN pe-
        Umumnya tidak bias digunakan secara mandiri.  Pemakaian awlan per- membutuhkan imbuhan lain misalnya –kan dan –an.
Contoh :     per-kan + kembang     à  perkembangan
                per-an         +  usaha  à  perusahaan



v AWALAN se-
·       Makna awalan se-
1.      Menyatakan satu. 
Contoh  :        selembar, seribu.
2.   Menyatakan seluruh. 
Contoh  :  sekota, sedesa.
3.   Menyatakan sama. 
Contoh  :        sepandai, seindah.
4.  Menyatakan setelah. 
Contoh :         sekembali

v AWALAN ke-
·       Makna awalan ke-
1.      Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah. 
Contoh  :        kesebelasan.
2.   Menyatakan urutan. 
Contoh  :        kesatu, kedua, ketiga
2. SISIPAN (infiks)
        Sisipan adalah imbuhan yang diberikan di tengah kata. 
Contoh :  -el, -em, dan –er.

·       Makna sisipan :
1.      Menyatakan internsitas atau frekuensi.
Contoh :         geletar, gemetar
2.   Menyatakan banyak dan bermacam-macam.
Contoh : temali, gemerincing
3.   Memiliki sifat yang disebut dalam kata dasarnya.
Contoh : temurun, gemilang, telunjuk, pelatuk, gelembung, telapak


3. AKHIRAN (sufiks)
        Imbuhan yang diberikan di akhir kata.
Contoh :  -kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun.

v Akhiran –kan
·       Makna akhiran –kan :
1.      Secara umum mengandung arti perintah.
Contoh :
    Dengarkan baik-baik !
2.   Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan.
Contoh :
    menusukkan pisau, melemparkan batu
3.   Menyebabkan atau menjadikan sesuatu.
Contoh :
    membesarkan, menjatuhkan

4.  Menyatakan arti bahwa suatu pekerjaan dilakukan untuk orang lain.
Contoh :
    meminjamkan, mengembalikan
5.   Mentransitifkan kata kerja ke dinding
Contoh :
    memantulkan

v Akhiran -i
·       Makna akhiran –I :
1.      Mengandung arti membentuk kalimat perintah.
Contoh :
    Turuti perintahnya !
2.   Menyebabkan sesuatu jadi.
Contoh :
    menyakiti hati,  menghargai dia
3.   Menyarakan intensitas (pekerjaan yang berulang-ulang)
Contoh :
    menembaki, memukuli

v Akhiran –an
·       Makna akhiran –an
1.      Menyatakan tempat.
Contoh : pangkalan, kubangan
2.   Menyatakan alat.
Contoh :         ayunan, timbangan
3.   Menyatakan hal atau cara.
Contoh : didikan, pimpinan

4.  Menyatakan akibat, hasil perbuatan.
Contoh : hukuman, balasan
5.   Menyatakan sesuatu yang di.
Contoh : catatan, suruhan
6.   Menyatakan seluruh, kumpulan.
Contoh : lautan, sayuran
7.    Menyatakan menyerupai.
Contoh : anak-anakan, kuda-kudaan
8.   Menyatakan tiap-tiap.
Contoh : tahunan, mingguan
9.   Menyatakan mempunyai sifat.
Contoh : asinan, manisan

v Akhiran –isme dan –isasi
Merupakan jenis imbuhan serapan.

·       Makna akhiran –isme adalah  paham atau ajaran :
Contoh :     komunisme, animisme, liberalisme

·       Makna akhiran –isasi adalah proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh       :      swastanisasi, lebelisasi


v Akhiran – i , - iah,  - is, - wi
Merupakan jenis imbuhan serapan.
- i berasal dari bahasa Inggris.
- iah, - is, - wi berasal dari bahasa Arab

·       Makna akhiran – i, - iah, - is, - wi adalah membentuk kata sifat.
Contoh :     insani                : memiliki sifat keinsanian
                alamiah      :  memiliki sifat alamiah, natural
                agamais     :  menujukkan sifat orang yang taat beragama
                manusiawi  :  bersifat kemanusiaa


4. AWALAN DAN AKHIRAN (konfiks)
        Awalan dan akhiran adalah imbuhan yang berupa gabungan dari awalan dan akhiran.
Contoh :  me-kan, pe-an, ber-an, se-nya, meper-kan

v Awalan dan Akhiran me-kan, dan memper-kan
·       Makna me-kan:
1.      Melakukan pekerjaan orang lain.
Contoh : Adik memesankan ibu makanan.
2.   Menyebabkan atau membuat jadi.
Contoh  :        Lemparan bola itu memecahkan kaca jendela kamar.
3.   Melakukan perbuatan.
Contoh     :     Gajah menyemburkan air dari belalainya.
4.  Mengarahkan.
Contoh : Ayah meminggirkan kendaraannya.
5.   Memasukkan.
Contoh     :     Polisi memenjarakan penjahat itu di tahanan POLDA.

·       Makna memper-kan :
1.      Menyebabkan atau membuat jadi :
Contoh  :        Rini mempertotonkan kebolehannya bermain biola.           
v Awalan dan Akhiran ber - an
·       Makna :
1.      Menyatakan jumlah pelaku yang banyak.
Contoh  :        berdatangan, berterbangan
2.   Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh     :     bergulingan, berlompatan
3.   Menyatakan hubungan antara dua pihak.
Contoh  :        bersamaan, bersebelahan, berduaan.
4.  Menyatakan hubungan timbal balik.
Contoh     :     bersahutan, bersalaman


v Awalan dan Akhiran pe – an
·       Makna :
1.      Menyatakan hal
Contoh  :        pendidikan, penanaman
2.   Menyatakan proses atau perbuatan.
Contoh  :        pendaftaran, penelitian.
3.   Menyatakan hasil.
Contoh     :     pengakuan, peghasilan
4.  Menyatakan tempat.
Contoh  :  penampungan, pemandian
5.   Menyatakan alat.
Contoh  :  penglihatan, pendengaran



v Awalan dan Akhiran per- an
·       Makna :
1.      Menyatakan tempat.
Contoh  :        perhentian, perusahaan
2.   Menyatakan daerah.
Contoh  :        perempatan, pertigaan
3.   Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh  :        pertahanan, perbuatan
4.  Menyatakan perihal.
Contoh  :        perbukuan, perkelahian
5.   Menyatakan banyak.
Contoh  :        persyaratan, persaudaraan

·       Awalan dan Akhiran se –nya
Makna :
1.      Menyatakan makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh  :    sebagus-bagusnya, setinggi-tingginya

2.   Sering disertai dengan kata ulang.
Contoh  :    sebaik-baiknya, semerah-merahnya

BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.